Mau Tahu Cara Malaikat Maut Mencabut Nyawa? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Ketika melaksanakan tugas Allah untuk mencabut nyawa manusia, malaikat maut memiliki dua sifat, yakni mencabut dengan keras dan mencabut nyawa dengan lemah lembut. Sifat malaikat maut ini tercantum dalam surat An-Nazi’at ayat 1 dan 2  

وَٱلنَّٰزِعَٰتِ غَرْقًا

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras

وَٱلنَّٰشِطَٰتِ نَشْطًا

Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut

Ustadz Adi Hidayat memberikan perumpamaan bagi mereka yang dicabut nyawanya dengan keras ibarat duri yang masuk ke dalam tubuh atau daging kita, dengan posisi bukan vertikal melainkan horizontal, lantas secara paksa dicabut.

Perumpamaan lainnya seperti mencabut dengan keras pohon yang berakar dan dalam. “Nazi’at dari kata naza’a. Ilustrasinya, itu ada pohon di luar, dipaksa dicabut sekeras-kerasnya sampai akar-akarnya dicabut. Problemnya, kalau pohonnya keras tidak sekali cabut. Tarik, balik lagi. Tarik, balik lagi. Dalam beberapa surat di Al-Qur’an ada yang susah sekali dicabut sampai dipukuli oleh malaikat” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Adapun ketika malaikat maut mencabut nyawa dengan lemah lembut, diilustrasikan oleh Nabi SAW seperti mengambil rambut yang lembut, tipis dan halus dari adonan yang halus dan lembut. “Nasyitho itu kalau diartikan ke gerakan, satu gerakan yang lembut, halus tak terasa sudah berubah, bergerak, berpindah” papar Adi Hidayat.

Golongan Lemah Lembut.  

Jika di akhir hidup kelak kita ingin husnul khotimah dan mendapatkan malaikat yang mencabut nyawa dengan lemah lembut maka kuncinya adalah menjaga ibadah dan hubungan kita dengan Allah selama hidup. Ustadz Adi Hidayat mengajak untuk menjaga salat fardhu 5 waktu, meningkatkan ibadah sunnah shalat rawatib, shalat tahajud, puasa senin kamis dan ibadah sunnah lainnya karena hal tersebut merupakan bekal persiapan menuju pulang kepada Allah. Dengan menjaga hubungan baik kepada Allah, jika tiba waktunya Allah kelak akan memerintahkan malaikat yang lemah lembut untuk menjemputnya. Supaya lebih lembut lagi, maka kita dianjurkan untuk berfastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.